Selasa, 17 Desember 2013

pendahuluan

v LATAR BELAKANG
Prototype adalah model atau simulasi dari semua aspek produk sesungguhnya yang akan dikembangkan, model ini harus bersifat representative dari produk akhirnya.
Pada pengembangan system seringkali terjadi keadaan dimana pengguna system sebenarnya telah mendefinisikan secara umum atau tujuan perangkat lunaknya meskipun belum mendefinisikan secara rinci masukan, proses dan keluaran. Sementara itu pengembangan pun tidak jarang menghadapi keraguan mengenal efektifitas, efisiensi dan kualitas algoritma yang sedang dikembangkan kemampuan adaptasi system terhadap system operasinya atau tampilan yang sedang dirancangnya.
Ada 4 langkah yang menjadi karakteristik metode Prototype, yaitu :
·         Pemilihan fungsi, mengacu pada pemilihan fungsi yang harus ditampilkan prototyping.
·         Penyusunan system informasi bertujuan untuk memenuhi permintaan akan tersedianyaprototype.
·         Evaluasi, harus dipertimbangkan agar menerima masukan-masukan untuk proses pengembangan selanjutnya dan yakin bahwa prototype dapat dievaluasi.
·         Penggunaan selanjutnya dan prototype , sering kali dgunakan sebagai alat untuk belajar dan untuk selanjutnya tidak digunakan lagi, tetapi juga prototype ini merupakan bagian dari sistem informasi yang akan digunakan nantinya.
Metode prototyping mempunyai beberapa kelebihan, yaitu :
ü  End User dapat berpartisipasi lebih aktif dalam pengembangan sistem, sehingga jadwal pelatihan dapat dihilangkan untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan dan perangkat lunak yang akan dibangun, pembangunan sistem berinteraksi langsung dengan user.
ü  Menentukan kelebihannya jadi lebih mudah diwujudkan.
ü  Mempersingkat waktu pengembangan sistem karena proses analisis dan perancangan singkat.
Selain kelebihan metode prototyping juga memiliki kekurangan, diantaranya :
ü  Metode prototyping mengesampingkan alternative pemecahan masalah.
ü  Umumnya prototyping ini terlalu cepat karena dalam metode ini proses analisis dan perancangan mengesampingkan alternatif pemecahan lain.


v Tujuan
1.       Mampu memberikan informasi tentang definisi prototype.
2.       Memberikan informasi mengenai jenis – jenis prototype.
3.       Mampu memberikan informasi tentang keuggulan dan kelemahan prototype.
4.       Mampu memberikan informasi tentang tahapan – tahapan prototype.


Senin, 11 November 2013

Sesuatu yang kita sayangi

Saya akan menceritakan satu dari sekian banyak yang saya cintai di dunia ini..
Pada dasarnya saya hanya akan menceritakan kenapa saya bisa cinta dengan ini ...
MANCHESTER UNITED

Yang biasa kita sebut dengan EMYU ini merupakan salah satu yang saya cintai ... awal ceritanya sangat sederhana kenapa saya bisa sangan suka dan cintai terhadap klub yang bermarkas di OLD TRAFFORD ini ,, Pada tahun 2005 tepatnya saat itu saya masih bersekolah disalah satu SMP Negri di daerah Jakarta Selatan .. sebelum saya kenal MU ini saya sangat amat buta akan sepakbola ,, bahkan saya tidak pernah bermain sepakbola sama sekali .
Namun semuanya berubah ketilka teman saya di SMP menanyakan pada saya “apa klub bola favorit lo ki ???” dengan lantangnya saya jawab PERSIJA karena yang saya tau hanya sebatas PERSIJA saja ,, lalu dia berkata kalo klub luar ?? dan saat itu saya hanya terdiam !!!
Sampainya dirumah saya menonton tv dan ternyata saat itu ada tayangan ulang pertandingan bola antara MU vs LEEDS ,, awalnya saya merasa bete ,, jengkel dan berkata “apa enaknya nonton bola sih ??” padahal dari situ awal mulanya saya sangat sayang terhadap klub ini hingga hari ini ,, kemudian beberapa hari berselang saya kembali melihat pertandingan antara MU vs ARSENAL ,, ya karena saya Cuma pengen ikut-ikutan saja ya akhirnya saya lihat juga pertandingan itu ...
Entah darimana pada saat itu saya seperti dihipnotis oleh pemain-pemain sepak bola yang berbaju merah itu ,, ketika saya lihat logo di jerseynya ternyata itu jersey milik MU ,, nah dari situlah saya gemar nonton bola hingga sekarang ,, terutama yang bernama MANCHESTER UNITED bahkan saya punya impian ingin sekali menginjakan kaki di rumput OLD TRAFFORD sana ,, hingga sekarang meskipun MU ditinggal sosok seorang ayah atau pelatih ternama yaitu SIR ALEX FERGUSON dan saat ini masih berkutat di papan tengah klasmen ,, itu tidak pernah menyurutkan atau mengurangi rasa kecintaan saya terhadap klub yang berbasis di kota MANCHESTER ini ..
Saking sayangnya terhadap klub ini saya mulai mengumpulkan berbagai macam koleksi atribut MANCHESTER UNITED dari jersey ,, tempat air minum ,, selimut ,, syal serta beberapa kliping yang saya buat sendiri tentang UNITED ...


Sekian cerita saya ,, sebenernya masih namyak yang belum saya jelaskan disini ...
We love UNITED we,, do
 We love UNITED we,, do
We love UNITED we,, do
Ohh UNITED we love you



Jumat, 08 November 2013

DAFTAR ISI

Kata Pengantar        ....................................................              1
BAB I PENDAHULUAN     .............................................    2
I.I            Latar Belakang                   .............................................    2
I.II           Permasalahan                   .............................................    3
I.III         Tujuan                  .....................................................    3
BAB II RINGKASAN           .............................................    4
II.I           Management Pariwisata               .....................................    .        4
II.II         Prinsip-prinsip Dasar Pengelolaan Pariwisata                 ................          5
BAB III PENUTUP               ..............................................  6

III.I Kesimpulan                 ......................................................  6





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, adapun penyajian dan penjabaran dalam makalah ini akan membahas mengenai ”Manajemen Pariwisata”. Dalam kesempatan ini tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan, kritik dan saran sekecil apapun akan penulis perhatikan dan dipertimbangkan guna penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat dan nilai tambah bagi dosen, mahasiswa/i dan teman–teman sekalian.


DEPOK, 8 NOVEMBER 2013



NURWANTI










BAB I
PENDAHULUAN

I.I         Latar Belakang
            Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki obyek-obyek wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, hal ini ditunjukkan dengan dicanangkannya sektor ini sebagai penghasil devisa utama di tahun 2008 dengan program ”Visit Indonesia 2008”. Penetapan tahun 2008 sebagai tahun kunjungan wisata mengharuskan sektor ini berbenah diri karena sektor ini sangat diandalkan untuk bisa menyumbang devisa yang sangat berarti bagi negara kita yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi ini.
Perkembangan dunia wisata diharapkan akan berdampak pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, hal ini perlu didukung dengan tersedianya fasilitas-fasilitas umum pendukung industri pariwisata, di samping dengan terus memperbaiki outlook dari daya tarik wisata yang ditawarkan.
Upaya pengelolaan obyek-obyek daerah tujuan wisata di berbagai kabupaten atau kota sepertii halnya juga di Kota Pagaralam telah menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini merupakan sinyalmen positif bagi pengembangan daerah kunjungan wisata di sekitar karena hal tersebut juga menunjukkan adanya minat dari calon wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah tujuan wisata.
Kawasan wisata daerah khususnya di Kota Pagaralam sebagai salah satu aset pariwisata perlu diperhatikan mengingat kawasan wisata ini memiliki daya tarik alami yang tidak dimiliki oleh obyek wisata sejenis. Penanganan yang profesional atas aset pariwisata ini juga perlu ditingkatkan terutama perencanaan dan penataan yang berwawasan alam dan budaya.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka dalam makalah ini penulis tertarik untuk membahas masalah tentang ”Manajemen Pariwisata”.


I.II        Permasalahan
            Masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
a.       Apa yang dimaksud dengan manajemen pariwisata?
b.      Fungsi-fungsi dari manajemen pariwisata?
c.       Bagaimana upaya untuk mengembangkan pariwisata?

I.III       Tujuan
            Dengan adanya makalah ini maka diharapkan pembaca dapat:
a.       Mengerti maksud dari manajemen pariwisata.
b.      Memahami konsep dari manajemen pariwisata.
c.       Mengetahui upaya untuk mengembangkan pariwisata.





























BAB II
RINGKASAN

II.I        MANAJEMEN PARIWISATA

Sebenarnya mengenai pengelolaan (manajemen) sistem pariwisata memerlukan pembahasan yang komprehensif dan detail, yang layak untuk menjadi sebuah buku tersendiri. Dalam pembahasan ini manajemen hanya akan dibahas dalam beberapa aspeknya saja.
Pengelolaan (manajemen), menurut Leiper (1990:256), merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh seserang atau sekelompok orang atau bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Planning perencanaan);
2. Directing (mengarahkan);
3. Oranizing (termasuk coordinating);
4.  Controlling (pengawasan)
Sedangkan Druc-ket mengartikan manajemen sebagai berikut :
“…….the specifik tool, the specific function, the specific instrument, to make institutions capable of producing result……(T) he critical functions in tourism management are planning, coordination and control” (Richardson & Fluker, 2004: 178)
Follet (1960, dalam Leiper, 1990: 256) menekankan bahwa koordinasi merupakan fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri. Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi seorang manajer untuk menterjemahkan sebuah informasi, seperti perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut secara sistematis ke dalam semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam kegiatan pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling).
Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-orang yang akan dikelola. Di tingkat individual, orang akan mudah mengatur hidupnya begitu ia bisa mandiri. Di tingkat sosial, subyek manajemen adalah organisasi dan kumpulan organisasi yang merupakan :
“…….grouping of people working in a prescribed or structured fashion towards predetermined ends….management involves the conscious integration of organizational activity to achieve chosen ends” (Thompson dan Thompson, 1989 dalam Leiper, 1990:257)
Seorang manajer dapat mengelola input, proses, dan output dari sistem organisasinya namun tidak dapat mengelola dan mengontrol faktor-faktor yang berada di luar organisasi meski faktor-faktor tersebut ikut menentukan bagaimana organisasi tersebut berjalan. Jadi cakupan dan limit dari manajemen tergantung pada sistem organisasi di mana kekuasaan manajerial diaplikasikan.

II.II       PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGELOLAAN PARIWISATA

Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menenkankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosil yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (1985, dalam Dowling dan Fennel, 2003: 2), pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
1. Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan
2. Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis pengembangan kawasan pariwisata
3. Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal
4. Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan lokal
5. Memberkan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika melampui ambang batas (carrying cpacity) lingkungan alam atau akseptabilitas sosial walaupun di sisi lain mampuningkatkan pendapatan masyarakat.












BAB III
PENUTUP

III.I       KESIMPULAN

Bahwa pariwisata itu adalah asset Negara yang penting menghadilkan pendapatan Negara dan untuk ciri khas suatu Negara. Pariwisata bisa menjadi industry yang memajukan Indonesia , membuat lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat, menciptakan usaha baru yang di kelola oleh suasta dan juga memberikan  sebuah industry yang bisa menhasilkan omsed yang sangat menjanjikan. Mahasiswa juga harus berperan terhadap kelangsungan pariwisata di Indonesia agar tidak di akui tentang wisata budayanya dan kulinernya.

Rabu, 23 Oktober 2013

Diksi, Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan beserta ciri-cirinya

Diksi, Kalimat Efektif dan Kalimat Turunan

Penjelasan Diksi

Diksi atau yang biasa dikenal dengan pemilihan kata memiliki arti gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Sehingga setiap kata yang didengar dan dipahami memiliki seni tersendiri. Diksi juga memiliki dampak terhadap pada pemilihan kata dan sintaks.
            Seorang ahli bahasa ternama di Indonesia, Dr. Gorys Keraf pernah membuat sebuah karya tulis berjudul Diksi dan Gaya Bahasa pada tahun 1981. Di dalam buku tersebut dikatakan untuk dapat menulis sebuah karangan, tentunya dibutuhkan persyaratan tertentu, seperti seseorang harus mampu memilih kata-kata yang tepat, harus luas kosa katanya, serta mampu menggunakan kamus yang ada. Di samping itu, seorang penulis harus pula mampu mengungkapkan maksud dengan gaya bahasa yang cocok dan tepat.

Penjelasan Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
·        Kesatuan Gagasan
Memiliki subyek, predikat, serta unsur-unsur lain yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal. Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum. Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam.
·        Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/ imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah :
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
·        Kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar, anyelir  dan melati terkandung makna bunga. Kalimat yang benar adalah:
Mawar, anyelir dan melati sangat disukainya.
·        Penekanan
  Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Caranya:
a)      Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Contoh :
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
b)     Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh :
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
Kami pun turut dalam kegiatan itu.
Dapatkah dia menyelesaikannya?
c)      Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting. Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
d)     Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh :
Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

·        Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/ masuk akal. Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/ tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya :
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

Kalimat Turunan
Ciri-ciri dari kalimat turunan:
·       Bersusun / majemuk.
·       Tidak sempurna, elips.
·       Berbentuk pertanyaan atau perintah.
·       Bersifat medial, pasif dan negatif.