.BUDAYA ORGANISASI
A. INSTITUSI DAN HUBUNGANNYA DENGAN BUDAYA ORGANISASI
- Pengertian Institusi
Institusi atau biasa dikenal dengan Lembaga sosial adalah sekumpulan
norma dan tata kelakuan yang terorganisasi yang berkisar pada kegiatan
pokok manusia.
Selain itu institusi juga disebut dengan pranata yang merupakan norma
atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus.
Norma/aturan dalam pranata berbentuk tertulis (undang-undang dasar,
undang-undang yang berlaku, sanksi sesuai hukum resmi yang berlaku) dan
tidak tertulis (hukum adat, kebiasaan yang berlaku, sanksinya ialah
sanksi sosial/moral (misalkan dikucilkan)). Pranata bersifat mengikat
dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai,
aturan main, tujuan, kelengkapan, dan umur.
- Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh
para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi
lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci
yang dijunjung tinggi oleh organisasi.
Menurut Robbins (2001:525), budaya organisasi merupakan sistem makna
bersama terhadap nilai-nilai primer yang dianut bersama dan dihargai
organisasi, yang berfungsi menciptakan pembedaan yang jelas antara satu
organisasi dengan organisasi lainnya, menciptakan rasa identitas bagi
para anggota organisasi, mempermudah timbulnya komitmen kolektif
terhadap organisasi, meningkatkan kemantapan sistem sosial, serta
menciptakan mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu membentuk
sikap dan perilaku para anggota organisasi. Deal dan Kennedy sebagaimana
dikutip Robbins (2001:479) menjelaskan budaya organisasi sebagai
nilai-nilai dominan yang didukung organisasi.
Gibson et.al. (1996:77) merumuskan: “kultur organisasi mengandung bauran
nilai-nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, kekhasan dan pola
perilaku”.
Selanjutnya, Dr. Suwarto, MS menyampaikan definisi-definisi budaya organisasi dalam persepsi sejumlah ahli sebagai berikut.
1. Suatu sistem makna bersama/persepsi yang dianut oleh anggota-anggota organisasi (Robbins, 2005).
2. Sejumlah pemahaman penting seperti norma, nilai, sikap, dan
keyakinan yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi (Stoner, 1995).
3. Pola asumsi dasar bentukan, temuan, atau pengembangan kelompok yang
bekerja cukup baik dalam mengatasi masalah sehingga perlu diajarkan
kepada anggota baru (Schein, 1991, Luthans, 1998)
4. Pemprograman mental efektif (Hofstede, 1983).
5. Pandangan hidup dalam organisasi (Hatch, 1997).
6. Berkaitan dengan makna bersama, nilai, sikap dan keyakinan, kebiasaan
dan pengharapan dari keseluruhan anggota organisasi (Nicholson, 1997,
Juechter, 1998).
- Hubungan Institusi dan Budaya Organisasi
1. Pembentukan budaya dalam organisasi diawali oleh para pendiri (founder) institusi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Seseorang mempunyai gagasan untuk mendirikan organisasi.
a. Seseorang mempunyai gagasan untuk mendirikan organisasi.
b. Ia menggali dan mengarahkan sumber-sumber baik orang yang sepaham dan setujuan dengan dia (SDM), biaya dan teknologi.
c. Mereka meletakan dasar organisasi berupa susunan organisasi dan tata kerja.
2. Budaya Organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku dalam sebuah
organisasi. Karena budaya organisasi melibatkan ekspektasi, nilai, dan
sikap bersama yang dapat memberikan pengaruh pada individu, kelompok /
institusi, dan proses organisasi. Budaya organisasi juga sebagai
perspektif untuk memahami perilaku individu dan kelompok dalam suatu
organisasi.
B. KARAKTERISTIK UMUM DALAM MEMBANGUN BUDAYA ORGANISASI
Unsur-unsur yang dapat dijadikan landasan bagi terbentuknya budaya organisasi antara lain :
a. Pendirian
Pendirian bersifat abstrak. Ia terlihat melalui sikap. Pendirian dapat
diukur berdasarkan keteguhan atau kekuatannya teguh sampai kepada goyah.
Sikap diukur dengan tolak positive, negative, tetap atau berubah.
Pemberian bersifat given dan indigeneus. Baginya berubah berarti mati.
Kalau sikap seseorang berubah, maka perubahan itu tidak bersumber dari
pendirian melainkan dari factor exsternal.
b. Sikap
Sikap adalah kecenderungan jiwa terhadap sesuatu. Ia menunjukan arah, potensi dan dorongan menuju sesuatu itu.
c. Perilaku
Perilaku adalah operasionalisasi dari aktualisasi sikap seseorang atau
sekelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan
(masyarakat, alam, tekhnologi, atau organisasi) yang kemudian
diperagakan. Supaya perilaku dapat diamati dan direkam.
C. PERBANDINGAN BUDAYA YANG LEMAH DAN YANG KUAT DALAM ORGANISASI
Budaya yang kuat :
1) Budaya yang menanamkan nilai-nilai utama secara kokoh dan diterima
secara luas di kalangan para karyawan serta setiap orang yang bekerja di
dalam suatu perusahaan atau organisasi dan memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap perilakunya.
2) Nilai-nilai bisa diterima secara luas
3) Budaya memberikan pesan yang konsisten kepada para karyawan mengenai apa yang ddipandang berharga dan penting
4) Para karywan sangat mengidentikkan jati diri mereka dengan budaya organisasi
5) Terdapat kaitan yang erat di antara penerimaan nilai-nilai dan perilaku para anggota organisasi
Budaya yang lemah :
1) Budaya yang tidak menanamkan nilai-nilai utama secara kokoh dan tidak
bisa diterima secara luas di kalangan para karyawan serta setiap orang
yang bekerja di dalam suatu perusahaan atau organisas sehingga tidak
memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap perilakunya.
2) Nilai-nilai hanya dianut oleh segolongan orang saja di dalam organisasi – biasanya kalangan manajemen puncak
3) Budaya memberikan pesan yang salng bertolak blakang mengenai apa yang di pandang berharga dan penting
4) Para karyawan tidak begitu peduli dengan identitas budaya organisasi merreka
5) Tidak ada kaitan yang kuat di antara perilaku para anggota organisasi
D. DAMPAK BUDAYA ORGANISASI PADA MASYARAKAT
Budaya organisasi memiliki manfaat yang sangat strategis dalam sebuah
organisasi ataupun Masyarakat. Budaya organisasi yang baik dan mapan
akan berdampak sangat positif terhadap kehidupan sebuah organisasi.
Bahkan tidak hanya sekedar bermanfaat secara materiil namun juga
memiliki dampak spiritual dan kebarokahan.
E. FAKTOR PENENTU SEBUAH BUDAYA ORGANISASI
Suatu organisasi harus memiliki kesepakatan yang cukup mantap antara para anggotanya tentang apa yang dianggap Penting, Panas, Perlu dan Seruu
tentang bagaimana perilaku Organisasi yang baik , dan tentang apa yang
dibutuhkan untuk maju . tidak hanya itu agar suatu budaya organisasi
tidak lemah maka organisasi tersebut harus bisa memperlihatkan suatu
hubungan yang baik dengan kinerja organisasi . sehingga nilai nilai
pokok organisasi dapat dipahami scara jelas dan diterima secara luas.
F. DAFTAR PUSTAKA
- hxxp://fikriputrahasan.wordpress.com/2012/12/11/konsep-budaya-organisasi-secara-islami/
- hxxp://blog.ub.ac.id/gitafebrila/2012/10/22/berdiskusi-tentang-budaya-dan-lingkungan-organisasi/
- hxxp://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_organisasi#Karakteristik_budaya_organisasi
- hxxp://mpikelasb.blogspot.com/2010/01/makalah-pengaruh-budaya-terhadap.html